Penampilan buah srikaya itu unik. Warna kulit buah merah tua, tanpa
“bentol-bentol” seperti srikaya Annona squamosa. Justru sebaliknya,
permukaan kulit buah seperti melesak ke dalam. Pada beberapa bagian
kulit buah tampak bintil-bintil kecil. Begitu dibuka, tekstur daging
buahnya persis srikaya, warnanya dominan putih, tapi ada semburat merah
pada bagian di dekat kulit buah.
Ukuran buah tergolong jumbo, rata-rata sekilo terdiri atas 2—3 buah.
Saat menyantapnya tidak terlalu repot membuang biji. Sebab dalam satu
buah hanya terdapat 20—40 biji, srikaya lokal mencapai 90—100 biji. Saat
matang di pohon, buah tidak lekas jatuh. Itu karena tangkai buah lebih
pendek dan besar sehingga kokoh menopang buah. Dengan berbagai
keunggulan itu pantas bila nona sri—nama buah itu—kini menjadi incaran
para kolektor tanaman buah. Menurut Made Supala, sang pemilik pohon,
nona sri diminati salah satu pasar swalayan internasional di tanahair.
“Berapa pun jumlah produksi nona sri bakal diterima,” ujar pria
kelahiran Singaraja, Bali, itu.
Warna unik
Menurut Made Supala penampilan nona sri berbeda karena merupakan
hasil perkawinan silang. Pada 2005, pemilik UD Buah Unggul itu
mengawinsilangkan srikaya nanas dan san pablo. Srikaya nanas memiliki
permukaan kulit seperti sisik kulit nanas Ananas comosus. Srikaya
introduksi dari Taiwan itu rasanya manis, biji sedikit, dan warna kulit
buah hijau kekuningan. Sementara san pablo diduga merupakan varian dari
mulwo Annona reticulata yang kulitnya merah. Rasa buah nona san pablo
kurang manis dan berbiji banyak. Supala mendapat kedua indukan itu dari
Chandra Gunawan, kolektor buah di Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat.
Made Supala menyilangkan kedua induk itu lantaran punya angan-angan
menghasilkan srikaya varietas baru yang manis, warnanya mencolok. “Saya
merasa tertantang mewujudkan mimpi itu sebab literatur yang saya baca
menyatakan sulit menghadirkan warna buah mencolok di daerah tropis,”
tutur ayah 1 anak itu. Sejak itu Made Supala mengamati pembungaan kedua
tanaman induk. Ia mencari waktu yang tepat saat kedua induk itu berbunga
berbarengan. “Mengetahui pasti waktu mekarnya bunga penting pada
penyilangan,” ujar warga Kelurahan Banyuning, Buleleng, Provinsi Bali
itu.
Setelah menunggu selama sepuluh bulan, barulah Made Supala menjumpai
kedua induk berbunga dan mekar berbarengan. Ia lalu mengambil bunga
srikaya nanas sebagai sumber serbuk sari. Setelah itu ia dekatkan dengan
putik bunga san pablo. “Ketika didekatkan serbuk sari dari srikaya
nanas langsung menempel ke putik san pablo karena saat bunga matang
putik mengeluarkan cairan,” ujarnya. Setelah itu ia lalu menutup bunga
yang disilangkan dengan kertas untuk mencegah penyerbukan dari bunga
lain.
Hasil seleksi
Selama 3—4 bulan kemudian hasil perkawinan silang itu sukses menjadi
buah. Dari buah itu Made kemudian menanam biji-bijinya. Pada umur 3
tahun tanaman asal biji hasil perkawinan silang mulai berbuah. “Buah
yang muncul bentuknya bervariasi,” kata alumnus Sekolah Tinggi Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Wira Bhakti, Denpasar, Bali. Made
Supala lalu menyeleksi varian yang menurutnya paling ideal dari segi
penampilan. Dari seleksi itu nona sri yang terpilih. Menurut Made Supala
warna kulit merah, kulit buah yang dominan rata, dan tangkai buah yang
tebal berasal dari san pablo. Sementara bintil-bintil yang muncul, rasa
daging buah yang manis, dan sedikit biji merupakan titisan srikaya
nanas.
Tak disangka hasil persilangan dua spesies itu menarik minat konsumen
tanaman buah saat Made Supala memamerkan nona sri pada ajang pameran di
Pekan Flora Flori Nasional 2011 di Denpasar. Sejak itulah Made semakin
getol memperbanyak nona sri. “Kini permintaan bibit datang dari Medan,
Jakarta, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan,” kata pria 57 tahun itu.
Made Supala tak hanya sukses melahirkan nona sri. Ia juga berhasil
menyilangkan srikaya nanas dengan mulwo lokal. Dari hasil persilangan
itu menghasilkan varian srikaya yang berbeda dari kedua induk. Dari
sosoknya dominan menyerupai mulwo yakni berkulit cenderung halus, tapi
warna kulit berwarna kuning. Padahal, warna kulit mulwo cenderung hijau
kemerahan atau merah tua. Ciri khas srikaya nanas nyaris tidak tampak
sama sekali. Bintil-bintil pada kulit buah sama sekali tidak terlihat.
“Karakter srikaya nanas hanya menitis pada rasa manis dan biji yang
sedikit,” ujar Made. Namun, Made belum memberi nama pada varian srikaya
hasil silangannya itu. Tertarik mengoleksi?
dikutip dari Majalah Trubus Edisi Bulan Juli 2013.
dikutip dari Majalah Trubus Edisi Bulan Juli 2013.