Cara Bertani Cerdas

Buah Unggul. Diberdayakan oleh Blogger.
Bisnis bibit tanaman buah mengalami perkembangan cukup baik, itu ditandai dengan permintaan pasar akan berbagai jenis tanaman buah yang cukup tinggi hingga kini. Namun dari sekian banyak jenis bibit tanaman buah yang ditawarkan pebisnis di pasaran, bibit lengkenglah yang memiliki prospek cerah untuk diusahakan dan dibudidayakan di Bali saat ini.


“Itu saya nilai setelah melihat peluang permintaan buah lengkeng yang jumlahnya cukup banyak. Namun, anehnya jumlah pembudidaya di sektor ini sangat sedikit, tidak heran bila akhirnya pasar lokal masih bergantung dari Jawa untuk memenuhi permintaan pasar akan buah lengkeng ini,” tutur Made Supala, pemilik stan Buah Unggul yang ikut juga meramaikan ajang bursa pada acara Asia-Pasific (ASPAC) and Suiseki 2007 di Sanur, Minggu (2/9) kemarin.

Supala yang merupakan pebisnis bibit tanaman buah menerangkan, diusahakan secara agribisnis tanaman lengkeng sebenarnya memiliki nilai yang cukup menguntungkan bagi pebisnis di sektor ini. Sebab, selain permintaan pasar yang cukup tinggi, lengkeng dengan berbagai jenis varietas termasuk sebagai tanaman yang gampang untuk dikembangkan.

Contohnya saja, di Semarang yang bukan sebagai daerah asli bagi tanaman ini, seorang pebisnis di sana (Semarang) bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp 300 juta lebih dari hasil penjualan buah lengkeng dengan memanfaatkan areal tanaman seluas 1 hektar.

Jelasnya, di Bali hal tersebut juga sangat mungkin untuk dicapai. Lengkeng varietas pingpong, lengkeng itoh dan lengkeng diamond rifer, varietas tersebut menjadi tanaman yang juga bisa dengan mudah dikembangkan di Bali saat ini. 

Asal semua itu juga dilakukan sesuai dengan syarat perlakukan atau perawatan yang teratur, apalagi harga bibit lengkeng di pasaran relatif terjangkau yaitu Rp 50.000 per polybag. Semua itu bisa jadi peluang yang bisa diusahakan saat ini.

“Saya sudah kembangkan lengkeng di Singaraja dan hasilnya cukup bagus dengan berproduksi buah secara kontinyu, bahkan sudah bisa menghasilkan bibit-bibit baru yang siap tanam,” ujarnya. Sementara itu, Wiwin salah satu karyawan toko buah di Denpasar mengungkapkan, hingga kini untuk mengisi permintaan pasar akan buah kelengkeng di tingkat lokal, pihaknya masih mendatangkan buah lengkeng langsung dari suplayer di Jawa dengan jumlah kebutuhan yang cukup banyak.

Di tingkat lokal, lengkeng tersebut nantinya dijual dengan harga mencapai Rp 12.000 per kg dan bisa lebih mahal lagi bila pasokan dari Jawa berkurang akibat tidak musim.

Foto Buah Unggul, artikel dikutip dari bisnis bali, 3 sep 2007.