Seiring
dengan tingginya respons masyarakat akan tanaman hias belakangan
ini, hal tersebut juga mendongkrak penjualan bibit tanaman
buah.
Respons pasar cukup beralasan karena tanaman buah memiliki
nilai lebih dengan buahnya yang bisa dikonsumsi selain fungsi
utamanya sebagai penghijauan.
Demikian diungkapkan Made Supala penjual beragam jenis bibit
tanaman buah. Terang Supala, di pasaran ada banyak jenis bibit
tanaman buah yang bisa dipilih dan cocok dikembangkan oleh
konsumen.
Salah satunya tanaman bibit kelengkeng yang belum banyak dikembangkan
di Bali dan masih bergantung pasokan produksi dari Jawa.
Budi daya kelengkeng sebenarnya cukup mudah dikembangkan siapa
saja dan di mana saja bisa ditanam, termasuk di Bali. Sebab
tanaman tersebut termasuk komoditi yang “tahan banting”.
Dalam artian hanya dengan melakukan perawatan secara sederhana
kelengkeng bisa hidup dengan baik dan menghasilkan nilai ekonomis.
Imbuhnya, sebagai contoh di Semarang yang bukan sebagai daerah
asli bagi tanaman ini, seorang pebisnis di sana bahkan bisa
mendapatkan keuntungan hingga Rp 300 juta lebih dari hasil
penjualan buah kelengkeng dengan memanfaatkan areal tanaman
seluas 1 hektar.
Katanya, diusahakan secara agrobisnis tanaman kelengkeng sebenarnya
memiliki nilai yang cukup menguntungkan bagi pebisnis di sektor
pertanian.
Sebab, selain permintaan pasar yang cukup tinggi, kelengkeng
dengan berbagai jenis varietas termasuk sebagai tanaman yang
gampang untuk dikembangkan.
Kelengkeng seperti varietas pingpong, kelengkeng itoh dan
Kelengkeng Diamond Rifer, semua itu menjadi tanaman yang juga
bisa dengan mudah dikembangkan di Bali saat ini.
Asal semua itu juga dilakukan sesuai dengan syarat perlakukan
atau perawatan yang teratur, akan dimungkinkan bisa bernilai
ekonomis. Apalagi tambahnya harga bibit kelengkeng di pasaran
relatif terjangkau yaitu hanya dijual Rp 50.000 per polybag,
semua itu bisa jadi peluang yang bisa diusahakan.
“Saya sudah kembangkan kelengkeng di Singaraja dan hasilnya
cukup bagus dengan berproduksi buah secara kontinu, bahkan
sudah bisa menghasilkan bibit-bibit baru yang siap tanam.
Calon pebisnis lain juga tentunya memiliki peluang sama juga,”
ujarnya. *man
Foto Buah Unggul, artikel dikutip dari Bisnisbali.com 16 Peb 2008.